Bekas Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyampaikan, Indonesia punya potensi kehilangan nilai export sebesar USD 1, 8 miliar jika perlakuan Generalized Sistem of Preference (GSP) pada 124 product Indonesia ke Amerika Serikat dicabut.
Generalized Sisytem of Preference (GSP) yakni negara yang mendapatkan sarana kemudahan bea masuk dari negara maju untuk beberapa produk export negara berkembang serta miskin.
" Serta pembaruan sarana GSP bila saya tidak salah seputar USD 1, 8 miliar dari keseluruhan export kita ke AS. Saat ini seputar USD 19 miliar. Seputar 10 % dari export kita itu mendapatkan sarana GSP cost yang lebih rendah, " tutur Mari waktu didapati di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Mari menyampaikan, perpanjangan GSP memanglah tengah dibicarakan kembali dengan Amerika Serikat (AS). Mengingat, pertengahan th. lalu negara Paman Sam itu sudah menyebutkan Indonesia alami suplus neraca perdagangan barang pada AS.
" Ini dalam sistem ulasan diperpanjang. Ini sebenarnya kita mengulas dengan AS lepas dari permasalahan defisit yang sempat diangkat pada awal th. seputar Maret ya. Ini tengah dibicarakan oleh ke-2 negara. Bila kita ingin diperpanjang apapun yang akan kita kerjakan ya, " tutur dia.
Mari meneruskan, waktu negosiasi perpanjangan GSP Amerika Serikat akan ajukan beragam prasyarat yang perlu diperlengkapi Indonesia.
Pertama, ketentuan yg tidak berkelanjutan tentang perdagangan mesti dicabut atau diperbarui. Lalu, gosip ke-2 yaitu ketegasan tentang pernyataan serta aplikasi HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).
" Umumnya Amerika Serikat itu, waktu kita akan memohon tolong diperpanjang, tolong agar product kita seperti agriculture itu dapat tingkatkan export. Serta umumnya mereka mohon, ketentuan Anda yg tidak konsiten, tidak cocok dengan ketentuan yang menurut mereka tidak komplit. Minta dirubah, " kata dia.
" Mereka (AS) juga tetap dengan tegas menyinggung gosip HAKI. Sama dengan pada China, dia juga tetap menyinggung masalah HAKI. HAKI itu kita telah mempunyai undang-undangnya. Tetap enforcement (proses). Dia menuntut, bagaimanakah Anda menguatkan enforcement HAKI, " lebih dia.
Ekonomi Daerah Akan Terdampak Ancaman Bea Masuk AS
Semula, Menteri Rencana Pembangunan Nasional (PPN), Bambang Brodjonegoro menyampaikan, gagasan Amerika Serikat (AS) kenakan tarif bea masuk pada 124 product asal Indonesia bisa mengganggu nilai export Indonesia.
Hal tersebut juga di kuatirkan bisa mengganggu perekonomian daerah penghasil komoditas export ke AS.
" Tentang perang dagang, didalam perang dagang yang sangat dikuatirkan yaitu ada perlindungan tarif tinggi yang lalu dapat merubah export. Bila export product atau komoditas terganggu, kita cemaskan.kuatirkan kelak perekonomian di daerah penghasil komoditas atau barang export itu dapat terganggu, " tutur Bambang di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa 10 Juli 2018.
Bambang menyampaikan, sampai kini product yang sangat banyak di export ke AS yaitu product manufaktur terpenting dari pulau Jawa. " Bila saya saksikan dalam product export sekarang ini kita memanglah semakin banyak di product manufaktur. Product manufaktur itu terbesar memanglah dari Jawa, " tutur dia.
Ke depan, pemerintah serta stakeholder atau pemangku kebutuhan yang lain berkaitan mesti mencari pasar pasar baru supaya komoditas Indonesia yang dicabut sarana kemudahan bea masuknya oleh AS masih bisa di-export ke luar negeri.
" Bila lalu kita hadapi kendala dari AS namun lalu kita dapat mengubah product export kita ke negara lainnya jadi harusnya ini tidak jadi permasalahan namun pastinya kita mesti menyiapkan diri, " papar dia.
Bambang menyampaikan, dalam hadapi perang dagang ini ada dua hal yang bisa dikerjakan Indonesia. Pertama, negosiasi mesti dikerjakan serta ke-2 daya saing product export mesti ditingkatkan supaya di terima oleh negara lainnya.
" Pertama, negosiasi mesti di kedepankan. Lalu ke-2, kita mesti melindungi daya saing. Bayangan saya bila kita melindungi daya saing, kita dihalangi satu negara harusnya product yang telah kompetitif ini dapat mengalir ke negara lainnya. Harusnya jaringan ekspornya tidak terganggu, " tutur dia.
Generalized Sisytem of Preference (GSP) yakni negara yang mendapatkan sarana kemudahan bea masuk dari negara maju untuk beberapa produk export negara berkembang serta miskin.
" Serta pembaruan sarana GSP bila saya tidak salah seputar USD 1, 8 miliar dari keseluruhan export kita ke AS. Saat ini seputar USD 19 miliar. Seputar 10 % dari export kita itu mendapatkan sarana GSP cost yang lebih rendah, " tutur Mari waktu didapati di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Mari menyampaikan, perpanjangan GSP memanglah tengah dibicarakan kembali dengan Amerika Serikat (AS). Mengingat, pertengahan th. lalu negara Paman Sam itu sudah menyebutkan Indonesia alami suplus neraca perdagangan barang pada AS.
" Ini dalam sistem ulasan diperpanjang. Ini sebenarnya kita mengulas dengan AS lepas dari permasalahan defisit yang sempat diangkat pada awal th. seputar Maret ya. Ini tengah dibicarakan oleh ke-2 negara. Bila kita ingin diperpanjang apapun yang akan kita kerjakan ya, " tutur dia.
Mari meneruskan, waktu negosiasi perpanjangan GSP Amerika Serikat akan ajukan beragam prasyarat yang perlu diperlengkapi Indonesia.
Pertama, ketentuan yg tidak berkelanjutan tentang perdagangan mesti dicabut atau diperbarui. Lalu, gosip ke-2 yaitu ketegasan tentang pernyataan serta aplikasi HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).
" Umumnya Amerika Serikat itu, waktu kita akan memohon tolong diperpanjang, tolong agar product kita seperti agriculture itu dapat tingkatkan export. Serta umumnya mereka mohon, ketentuan Anda yg tidak konsiten, tidak cocok dengan ketentuan yang menurut mereka tidak komplit. Minta dirubah, " kata dia.
" Mereka (AS) juga tetap dengan tegas menyinggung gosip HAKI. Sama dengan pada China, dia juga tetap menyinggung masalah HAKI. HAKI itu kita telah mempunyai undang-undangnya. Tetap enforcement (proses). Dia menuntut, bagaimanakah Anda menguatkan enforcement HAKI, " lebih dia.
Ekonomi Daerah Akan Terdampak Ancaman Bea Masuk AS
Semula, Menteri Rencana Pembangunan Nasional (PPN), Bambang Brodjonegoro menyampaikan, gagasan Amerika Serikat (AS) kenakan tarif bea masuk pada 124 product asal Indonesia bisa mengganggu nilai export Indonesia.
Hal tersebut juga di kuatirkan bisa mengganggu perekonomian daerah penghasil komoditas export ke AS.
" Tentang perang dagang, didalam perang dagang yang sangat dikuatirkan yaitu ada perlindungan tarif tinggi yang lalu dapat merubah export. Bila export product atau komoditas terganggu, kita cemaskan.kuatirkan kelak perekonomian di daerah penghasil komoditas atau barang export itu dapat terganggu, " tutur Bambang di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa 10 Juli 2018.
Bambang menyampaikan, sampai kini product yang sangat banyak di export ke AS yaitu product manufaktur terpenting dari pulau Jawa. " Bila saya saksikan dalam product export sekarang ini kita memanglah semakin banyak di product manufaktur. Product manufaktur itu terbesar memanglah dari Jawa, " tutur dia.
Ke depan, pemerintah serta stakeholder atau pemangku kebutuhan yang lain berkaitan mesti mencari pasar pasar baru supaya komoditas Indonesia yang dicabut sarana kemudahan bea masuknya oleh AS masih bisa di-export ke luar negeri.
" Bila lalu kita hadapi kendala dari AS namun lalu kita dapat mengubah product export kita ke negara lainnya jadi harusnya ini tidak jadi permasalahan namun pastinya kita mesti menyiapkan diri, " papar dia.
Bambang menyampaikan, dalam hadapi perang dagang ini ada dua hal yang bisa dikerjakan Indonesia. Pertama, negosiasi mesti dikerjakan serta ke-2 daya saing product export mesti ditingkatkan supaya di terima oleh negara lainnya.
" Pertama, negosiasi mesti di kedepankan. Lalu ke-2, kita mesti melindungi daya saing. Bayangan saya bila kita melindungi daya saing, kita dihalangi satu negara harusnya product yang telah kompetitif ini dapat mengalir ke negara lainnya. Harusnya jaringan ekspornya tidak terganggu, " tutur dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar